Pentingnya Segmentasi
Pasar
Para
pembeli pada umumnya berbeda antara satu dengan yang lainnya di pasar, baik
dalam moto dan perilaku maupun dalam kebiasaan pembeli yang semuanya
menunjukkan ciri atau sifat pembeli/konsumen tersebut. Perbedaan ini menunjukkan
bahwa pasar suatu produk tidak homogen, tetapi heterogen dengan jumlah konsumen
yang sangat banyak, tersebar secara geoografis, dan mempunyai aneka ragam
kebutuhan, keinginan, kemampuan membeli, dan perilaku serta tuntutan pembelian.
Dengan dasar ini maka sangatlah sulit bagiuatu perusahaan untuk melayani
seluruh pasar yang ada sehingga dapat membetikan kepuasan konsumen yang
berbeda-beda ciri atau sifatnya.
Dalam
upaya memberikan kepuasan konsumen sesuai dengan apa yang terdapat dalam konsep
pemasaran, perusahaan perlu melakukan usaha pembinaan pelanggan melalui
pengarahan tindakan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan ciri atau sifat
para pelanggan tersebut. Untuk dapat membina pelanggan atau pasarnya maka
perusahaan juga perlu memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuannya sehingga
terarah kepada pasar sasaran (target market) yang dituju. Dalam upaya ini,
perusahaan harus mengelompokkan konsumen atau pembeli ke dalam kelompok dengan
ciri-ciri/sifat yang sama. Kelompok konsumen yang disusun tersebut disebut
segmen pasar, sedangkan usaha pengelompokkannya dikenal dengan segmentasi pasar
(Assauri,1999:133).
Segmentasi pasar terdiri dari kelompok besar
yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan keinginan, daya beli,
lokasi geografis, dan perilaku pembeli yang serupa. Segmentasi pasar merupakan
pendekatan yang berada di titik tengah antara pemasaran massal dan pemasaran
individual. Pembeli pada masing-masing segmen diasumsikan cukup serupa dalam
hal keinginan dan kebutuhan walaupun tidak ada dua pembeli yang benar-benar
serupa.
Menurut
Kotler (2002:292), segmentasi pasar adalah suatu usaha untuk meningkatkan
ketempatan pemasaran perusahaan. Berikutnya Rismiati dan Suratno (2001:90)
mengidentifikasikan bahwa segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada
kelumpok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang
memerlukan bauran pemasaran sendiri (kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat serba
macam/heterogen dari suatu produk kedalam satuansatuan pasar/segmen pasar
bersifat homogen). Lamb (2001:280) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai
suatu proses membagi sebuah pasar ke dalam segmensegmen atau kelompok-kelompok
yang bermakna, relatif serupa, dan dapat diidentifikasi.
Segmentasi
pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Jadi,
perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan membagi pasarnya ke dalam
segmen-segmen pasar tertentu di mana masing-masing segmen bersifat homogen.
Homogenitas masing-masing segmen tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan
dalam kebiasaan membeli, cara penggunaan barang, kebutuhan pemakai, motif
pembelian, tujuan pembelian, dan sebagainya. Hal yang sama dikemukakan oleh
Smith yang kemudian dikutip oleh Angipora (1999:82) bahwa segmentasi pasar
adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai
dengan kebutuhan dan ciri-ciri konsumen.
Penerapan
segmentasi pasar, dimana perusahaan yang memproduksi dan memasarkan suatu
produk dapat melakukannya dalam jangka waktu yang panjang dengan biaya per unit
yang lebih rendah. Usaha penyimpanan dan pengakuannya lebih efisien. Selain
itu, biaya periklanan per unitnya juga lebih rendah untuk satu macam produk
dibandingkan bila mempromosikan beberapa macam produk. Segmentasi pasar sangat
bermanfaat bagi setiap perusahaan yang menerapkan karena segmentasi pasar dapat
membuat kinerja suatu perusahaan lebih maksimal.
Pola
Segmentasi Pasar Menurut Tjiptono (2002:70), segmentasi pasar memiliki 3 (tiga)
macam pola yang berbeda, yaitu :
1.
Preferensi Homogen
2.
Preferensi Tersebar
3.
Preferensi Terkelompok
Untuk
lebih jelasnya, ketiga pola di atas akan diuraikan secara singkat sebagai
berikut :
1. Preferensi
Homogen
Menunjukkan
suatu pasar di mana semua konsumennya mempunyai preferensi yang relatif sama
terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Pasar tidak menunjukkan segmen alami.
2.
Preferensi Tersebar
Dalam
pola ini, preferensi pelanggan sangat beraneka ragam dan berbeda-beda. Berbeda
dengan preferensi homogen, preferensi tersebar menunjukkan bahwa pilihan
konsumen tersebut tersebar di seluruh bidang. Merek pertama yang memasuki pasar
kemungkinan mengambil posisi di tengah sehingga menarik sebagian besar orang.
Merek yang berada di tengah akan meminimumkan jumlah total ketidak puasan
konsumen. Pesaing kedua dapat berlokasi di sebelah merek pertama dan bertempur
untuk mendapatkan pangsa pasar atau dapat berlokasi di sudut untuk menyerang
kelompok pelanggan yang tidak puas terhadap merek yang berada di tengah. Jika
beberapa merek ada dalam pasar maka perusahaan kemungkinan akan mengambil
posisi di seluruh bidang dan menunjukan perbedaann-perbedaan yang nyata untuk
memenuhi perbedaan preferensi konsumen.
3.
Preferensi Terkelompok Preferensi
Terkelompok
merupakan pola yang menunjukkan bahwa konsumen memiliki preferensi yang
berkelompok-kelompok. Konsumen yang berada dalam kelompok yang sama juga
memiliki kesamaan preferensi. Artinya konsumen yang berada dalam kelompok yang
sama cenderung memiliki selera yang sama terhadap suatu produk. Bagi perusahaan
yang pertama kali beroperasi di pasar memiliki 3 (tiga) pilihan untuk memasuki
preferensi ini, antara lain :
a.
Perusahaan dapat menempatkan diri di tengah dengan harapan dapat menarik semua
kelompok yang ada.
b.
Perusahaan dapat menempatkan produk pada segmen pasar yang tersebar dan
dinamakan pemasaran terpusat.
c.
Perusahaan dapat mengembangkan beberapa merek dan masingmasing di posisikan
pada segmen yang berbeda-beda.
Keterkaitan Segmentasi, Targeting dan Positioning
Segmentasi
Pasar Kasali (2001: 119) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses
untuk membagi-bagi atau mengkelompok-kelompokkan pasar yang heterogen ke dalam
kelompok-kelompo ”potential customer”, yang memiliki kesamaan kebutuhan dan
atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan
uangnya. Menurut Kotler dan Armstrong (2006: 226), ada empat variabel utama
yang bisa digunakan sebagai dasar – dasar pengelompokkan pasar yaitu variabel
demografi, geografi, psikografi, dan perilaku.
Target
Pasar Kasali (2001: 371) menyatakan targeting atau menetapkan target pasar
adalah persoalan bagaimana memilih, meyeleksi, dan menjangkau pasar. Produk
dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa
segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Kriteria yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan pasar sasaran yang optimal ada empat (Kasali,
2001: 375) yaitu:
1)
Responsif. Pasar sasaran harus responsif terhadap produk dan program-program
pemasaran yang dikembangkan. Kalau pasar tidak merespon, tentu harus dicari
tahu mengapa hal itu terjadi.
2)
Potensi penjualan. Potensi penjualan harus cukup luas. Semakin besar pasar
sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya tidak hanya ditentukan jumlah
populasi, tetapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk memiliki produk
tersebut.
3) Pertumbuhan memadai. Pasar tidak dapat
dengan segera bereaksi. Pasar tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur
dengan pesat dan mencapai titik pendewasaannya.
4)
Jangkauan media. Pasar sasaran dapat dicapai dengan optimal kalau pemasar tepat
memilih media untuk mempromosikan dan memperkenalkan pasarnya.
Memposisikan
Produk Tjiptono (2002: 110) menyatakan ada tujuh pendekatan yang dapat
digunakan untuk melakukan positioning yaitu:
1) Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri
atau manfaat bagi pelanggan (attribute positioning), yaitu dengan jalan
mengasosiasikan suatu produk dengan manfaat bagi pelanggan.
2)
Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning),
yaitu posisioning yang berusaha menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi
lewat harga tinggi atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator
nilai.
3)
Positioning yang dilandasi dengan aspek penggunaan atau aplikasi (use
application positioning).
4)
Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning) yaitu mengaitkan produk
dengan kepribadian atau tipe pemakai.
5)
Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning),
misalnya permen kopiko yang diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen, bukan
permen rasa kopi.
6)
Positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positioning) yaitu dikaitkan
dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama. 7) Positioning berdasarkan
manfaat (benefit positioning).
Segmentasi Pasar
Berdasar Produk/Aplikasi Jasa
Jasa
Perkembangan pemasaran berawal dari tukar-menukar barang secara sederhana tanpa
menggunakan alat tukar herupa uang ataupun logam mulia. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan, maka semakin dibutuhkannva suatu alat tukar yang berlaku umum
dan untuk itulah diciptakan uang. Di samping itu manusia juga memerlukan jasa
yang mengurus hal- hal tertentu, sehingga jasa merupakan bagian utama dalam
pemasaran. Adapun definisi jasa menurut Philip Kotler dalam Tjiptono (2001:6)
sebagai berikut:
Jasa
adalah setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bias berhubungan dengan produk
fisik maupun tidak.
Jasa/pelayanan merupakan suatu kinerja
penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada
dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, definisi jasa harus
diamati dengan baik karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa
barang.
Sebenarnya
perbedaan secara tegas antara barang dan jasa sering kali sukar dilakukan. Hal
ini dikarenakan pembelian suatu barang sering kali disertai dengan jasa- jasa
tertentu. Dan sebaliknya Pembelian suatu jasa seringkali juga melibatkan
barang- barang yang melengkapinya.
Produk Keputusan-keputusan tentang produk
mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, mereknya, kemasan garansi,
dan servis setelah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah
menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Apabila masalah ini telah
diselesaikan maka keputusan-keputusan tentang harga, distribusi dan promosi
dapat dilaksanakan.
Basu
Swastha, 1979: 94 mendefinisikan produk adalah suatu sifat yang komplek baik
dapat diraba atau tidak dapat diraba ermasuk bungkus, warna, harga, prestise
perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh
pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan Philip Kotler,
1995: 9menyatakan bahwa produk merupakan apa saja yang dapat ditawarkan ke
dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Termasuk di dalamnya obyek, fisik,
jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Adapun Sumarni 1992:179
mendefinisikan produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar
untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang memenuhi
permintaan atau kebutuhan.
Segmentasi Dalam Perilaku Konsumen
Segmen
pasar menjadi acuan dan tujuan utama dari produk yang ditawarkan melalui
periklanan. Oleh karena itu dalam merancang desain periklanan harus memahami
dan mengenal apa yang terjadi di pasar sebagai tempat pelemparan produk. Dengan
melakukan pemilihan kelompok pasar yang spesifik serta ciri atau karakter pada
sekelompok segmen pasar akan bermanfaat bagi pengiklan untuk lebih mudah
mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. Dan ini merupakan data untuk
memudahkan memasarkan produk.
Kotler
(1990) berpendapat, segmentasi pasar adalah memilah-milahkan suatu pasar yang
luas ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan faktor geografi, demografi,
psikologi, dan behavioristik:
1. Segmen pasar berdasarkan faktor
geografi
Segmen
pasar berdasarkan faktor geografi merupakan tujuan pasar dalam unit geografis
yang berbeda. Pada segmen ini, advertiser memutuskan dalam mendesain produk
yang mengacu pada: 1) Beroperasinya produk ke dalam satu atau beberapa wilayah
geografis, 2) Beroperasinya produk ke dalam semua wilayah dengan memperhatikan
variasi-variasi kebutuhan dan pilihan geografis. Jenis produk yang berdasarkan
kewilayahan tersebut sering dilakukan advertiser dalam menciptakan desain
periklanan ke local genius. Perbedaan konsep acuan pada daerah tertentu dalam
desain periklanan yang memberikan kekhasan daerah tertentu, seperti seni dan
budaya yang ada, merupakan penekanan informasi yang melekat pada produk.
2. Segmen pasar berdasarkan faktor
demografi
Segmen
pasar berdasarkan faktor demografi merupakan pembagian pasar ke dalam
kelompok-kelompok variabel demografi (kependudukan). Pemilihan segmen pasar ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keinginan, pemilihan, dan pemakaian konsumen
terhadap kelompok variabel tertentu. Pemilihan variabel pada segmen pasar ini
yaitu tingkat usia dan daur hidup, dan jenis kelamin.
A). Tingkat
usia dan daur hidup
Produk
yang diperuntukkan konsumen selalu berubah seiring dengan pertumbuhan usia
anak-anak, remaja, dan dewasa. Pengelompokkan ini bukan berdasarkan faktor usia
melainkan faktor psikologis konsumen sebagai calon pembeli, golongannya.
a). Golongan anak-anak
Masa
perkembangan anak-anak merupakan masa perkembangan ke arah keremajaan, seperti
perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi, bermain, kreativitas, moral,
kepribadian, dan perkembangan lainnya. Berbagai perkembangan tersebut menggugah
advertiser untuk menciptakan periklanan yang benar-benar terkonsep, berdasarkan
segmen pasar, antara lain produk yang mengarah ke pendidikan, kelucuan dalam
hiburan.
b). Golongan remaja
Masa
remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar
dan esensial mengenai kematangan psikologis dalam menemukan dirinya dan mencari
nilainilai kebaikan, kebijaksanaan, keindahan, senang terhadap tokoh idola
(terkenal), tertarik lawan jenis, dan lain-lain. Advertiser di sini harus bisa
membuat konsep iklan kreatif yang bisa menguhubungkan dengan psikologis segmen
remaja.
c). Golongan dewasa
Segmen
pasar yang diarahkan ke kelompok orang dewasa merupakan segmen yang luas bila
dibandingkan dengan golongan anakanak dan remaja. Hal ini dapat diketahui dari
ciri-cirinya, seperti pemantapan letak kedudukan, orientasi tugas kebersamaan, hubungan
sosial yang tinggi dan sebagainya. Untuk golongan ini dalam membuat konsep
iklan Advertiser harus bisa menyentuh ciri-ciri segmen pasar golongan dewasa.
B).
Jenis kelamin
Segmen
pasar jenis kelamin merupakan pelemparan produk seni dan desain ke pasaran
dengan memperhatikan kesempatan kebutuhan pria, wanita atau kedua-duanya.
Pelemparan produk berdasarkan kelompok kelamin ini, dimana dalam
menginformasikan melalui periklanan harus memperhatikan sifatsifat mereka dan
barang apa yang dibutuhkan.
3. Segmen pasar berdasar faktor
psikologi
Segmen
pasar berdasarkan faktor psikologi merupakan jangkauan pasar berdasarkan unsur
kejiwaan dalam diri manusia. Pada segmen pasar ini para pembeli dibagi ke dalam
kelompok yang berbeda-beda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan ciriciri
kepribadian.
a). Kelas social.
Kelas
sosial adalah kelompokkelompok yang relatif abadi dalam suatu masyarakat yang
tersusun secara hirarkis dan para anggota masyarakatnya mempunyai nilai, minat,
dan tingkah laku yang sama. Merancang iklan dalam kelas sosial khusus dan
memperbaiki citra produk agar lebih menarik minat para kelas sosial tertentu.
Produk yang ditujukan pada kelas sosial sangat melekat dengan status si pembeli
(konsumen).
b).
Gaya hidup.
Gaya hidup seseorang menunjukkan pola hidup
masyarakat yang diperlihatkan dalam kegiatan. Gaya hidup seseorang mencerminkan
keseluruhan pribadi orang tersebut dalam pergaulan dengan lingkungannya. Gaya
hidup memperlihatkan sesuatu yang lebih daripada sekedar kelompok sosial atau
pribadinya sendiri. Gaya hiduplah yang menggambarkan keseluruhan pola bertindak
dalam pola interaksi seseorang yang mempunyai ciri psikologis. Gaya hidup tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh pendapatan ekonomi yang tinggi, melainkan suatu
gejala yang timbul dari diri manusia untuk mencapai kepuasan batin terhadap
benturan tuntutan di masyarakat. Sehingga Advertiser di sini harus bisa membuat
konsep iklan dengan mengacu gaya hidup yang sedang dianut oleh masyarakat yang dijadikan
target audience.
c).
Kepribadian
Yang
dimaksud Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis seseorang yang menimbulkan
tanggapan secara relatif, konsisten terhadap lingkungannya. Kepribadian bisa
berguna untuk menganalisis tingkah laku konsumen jika terdapat hubungan antara
jenis kepribadian tertentu dengan produk. Advertiser bisa membuat konsep iklan
yang bersentuhan dengan kepribadian masing-masing segmen yang dituju.
4. Segmen pasar berdasarkan faktor behavioristic
Segmen
pasar berdasarkan faktor behavioristik merupakan jangkauan pasar yang mengarah
pada perilaku konsumen dengan memperhatikan kelompok-kelompok tertetu
berdasarkan pengetahuan, sikap, kegunaan atau tanggapan terhadap produk yang
dijual. Dalam Segmen pasar ini terdiri dari faktor kesempatan, manfaat yang
dicari, status pemakai, dan tingkat pemakai. Pada segmen ini advertiser harus
pandai-pandai membuat konsep iklan yang bisa mengena kesasaran atas dasar
kesempatan, manfaat yang dicari maupun status pemakai audience yang dituju.
a).
Kesempatan
Para
pembeli bisa membedakan menurut kesempatan ketika memperoleh gagasan membeli
atau memakai produk. Penciptaan iklan berdasarkan kesempatan ini tentunya
advertiser memandang dalam segi fungsi tertentu.
b).
Manfaat yang dicari
Bentuk
segmen pasar yang kuat adalah klasifikasi pada konsumen menurut perbedaan
manfaat yang konsumen (masyarakat) cari dari produk yang dipasarkan. Konsumen
mencari produk yang memberikan manfaat-manfaat tertentu bagi si pemakai.
c).
Status pemakai
Status
pemakai merupakan segmen penerapan produk berdasarkan pada kelompok tertentu,
seperti non pembeli, eks pemakai, calon pemakai, pemakai pertama, dan pemakai
tetap sebuah produk. Produk yang dipasarkan berdasarkan segmen pasar ini
merupakan cara untuk menekankan kepercayan terhadap produk, memperkenalkan
produk atau mengingatkan produk yang telah lama ditinggalkan.
d).
Tingkat pemakaian
Tingkat
pemakaian merupakan bentuk segmen pasar berdasarkan pengelompokan pemakai
produk baik ringan, menengah, dan berat. Untuk menentukan pengelompokan segmen
pasar ini sebaiknya dibuat presentasi berdasarkan tingkat ekonomi dan selera.
Dengan memahami berbagai macam segmen pasar tersebut di atas diharapkan akan
sangat bermanfaat digunakan sebagai acuan untuk melempar produk kepada
masyarakat (konsumen). Di samping pengenalan terhadap kondisi pasar secara
menyeluruh, bagaimana memanfaatkan kesempatan konsumen dan pemahaman terhadap
pengelompokan segmen pasar sesuai dengan produk yang akan dipasarkan melalui
periklanan.
Proses
Segmentasi Pasar
Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi
pasar (Kotler,2003) yaitu:
1. Survey Stage
Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik
melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok
konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku
mahasiswa Program Magister Manajemen (MM) . Dengan adanya gambaran awal tentang
preferensi konsumen peneliti dapat menggali lebih lanjut dengan menggunakan
kuesioner.
2. Analysis Stage
Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap
informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan
menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang
berkolerasi tinggi kemudian menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau
mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan
karakteristik.
3. Profiling Stage
Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi
frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi
perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi,
psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian
masing-masing cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol
(Fanggidae, 2006).
Enam langkah dalam proses segmentasi pasar, yaitu :
1. Menentukan batas pasar
Menetapkan batas pasar yang akan dilayani dengan
mempertimbangkan jenis persaingan (persaingan generic, bentuk produk dan
merek).
2. Memutuskan variabel segmentasi yang akan digunakan
Langkah-langkah penting dalam proses segmentasi adalah
menyeleksi variabel-variabel dan memutuskan mana variabel yang paling sesuai.
Adakalanya pemasar cukup mengumpulkan sebanyak mungkin variabel yang mungkin
berguna dan kemudian menggunakan analisis data untuk mengelompokkan orang
kedalam segmen. Untuk memilih landasan segmentasi yang cocok terlebih dahulu.
Spesifikasi produk lebih erat terkait dengan pengambilan keputusan pemasaran.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data segmentasi
Hasil dari pengumpulan data dan analisis keseluruhan
proses segmentasi pasar difokuskan pada pengidentifikasian kelompok-kelompok
yang anggota-anggotanya mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama.
4. Mengembangkan profil tiap-tiap segmen
Memilih dari serangkaian variabel deskriptif yang mungkin
seperangkat variabel yang sesuai untuk setiap segmen. Variabel demografi dan
geografi menghasilkan gambaran yang lebih lengkap mengenai setiap segmen di pasar.
5. Mendidik segmen-segmen yang dilayani
Dengan melihat segmen-segmen yang menawarkan peluang yang
memberikan kesesuaian terbaik antara sumber daya organisasi dan segmen yang
digarap.
6. Merancang rencana pemasaran
Segmen yang dilayani pesaing juga harus diidentifikasi,
strategi untuk menarik perhatian konsumen di setiap segmen harus dikembangkan.
Atribut-atribut produk harus dirancang atau dirancang ulang dan kampanye
promosi harus disusun untuk menciptakan citra yang dikehendaki pasar.
Seleksi Segmen Sasaran
Menyeleksi Segmen Pasar
Setelah melakukan evaluasi segmen yang berbeda,
perusahaan harus melakukan seleksi pasar sasaran dengan memutuskan segmen mana
dan berapa segmen yang akan dilayani. Pasar sasaran terdiri atas kumpulan
pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan dilayani
perusahaan. Setidaknya terdapat tiga strategi cakupan pasar, yakni pemasaran
tanpa pembedaan (undifferentiated marketing), pemasaran dengan pembedaan
(differentiated marketing), dan pemasaran terkonsentrasi (concentrated
marketing).
1. Pemasaran Tanpa Pembedaan
Dalam strategi pemasaran tanpa pembedaan
(undifferentiated marketing), perusahaan berusaha meninjau pasar secara
keseluruhan dengan mengabaikan perbedaan segmen pasar dan menawarkan satu macam
produk kepada seluruh pasar. Tawaran itu, lebih difokuskan pada apa yang serupa
pada kebutuhan konsumen, bukannya pada apa yang berbeda. Perusahaan merancang
suatu produk tunggal dan program pemasaran yang ditujukan pada jumlah pembeli
yang paling besar. Perusahaan mengandalkan distribusi masal dan iklan masal,
serta berkeinginan menanamkan citra superior dalam benak konsumen mengenai
produknya. Misalnya, produk coca-cola dengan rasa yang disukai oleh banyak
orang tidak memandang kelas sosialnya.
Strategi pemasaran tanpa pembedaan ini akan hemat biaya.
Dengan satu jenis karakter produk dan segmen pasar maka akan mengurangi biaya
produksi, penyediaan, transportasi, biaya periklanan, dan mengurangi biaya
riset pemasaran dan manajemen produk.
Akan tetapi, pemasaran modern menyangsikan strategi ini.
Perusahaan yang mengunakan pemasaran tanpa pembedaan umumnya mengembangkan
tawaran yang ditujukan pada segmen paling besar dalam pasar. Kalau ada beberapa
perusahaan melakukan hal sama maka persaingan sengit akan berlangsung dalam
segmen paling besar. Kesulitan muncul ketika harus mengembangkan produk atau
merek yang dituntut harus memuaskan semua konsumen. Akhirnya, segmen paling
besar mungkin kurang menguntungkan, karena segmen ini akan memicu persaingan
sengit. Menyadari hal ini, perusahaan lebih tertarik pada segmen yang lebih
kecil.
2. Pemasaran dengan Pembedaan
Dalam strategi pemasaran dengan pembedaan (differentiated
marketing), perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan
memproduksi barang yeng berbeda untuk masingmasing segmen. Dengan menawarkan
variasi produk dan pemasaran, perusahaan ini berharap menjual lebih banyak dan
memperoleh posisi lebih kuat dalam setiap segmen pasar. Dengan posisi yang
lebih kuat pada beberapa segmen akan memperkuat identifikasi seluruh konsumen
terhadap produk dan diharapkan konsumen lebih loyal, karena perusahaan
menawarkan barang yang lebih cocok dengan keinginan segmen.
Pemasaran dengan strategi pembedaan ini menciptakan
penjualan yang lebih total ketimbang pemasaran tanpa pembedaan. Dengan demikian
diharapkan akan meningkatkan penjualan total, meskipun hal ini juga akan
meningkatkan biaya. Strategi pemasaran ini meningkatkan biaya riset
pengembangan beberapa produk baru, peningkatan biaya proses produksi, dan
sarana prasana yang lebih banyak. Demikian juga, mengembangkan rencana pemasaran
terpisah untuk segmen terpisah membutuhkan peningkatan biaya riset pemasaran,
peramalan, analisis penjualan, rencana promosi dan saluran manajemen ekstra.
Dengan alasan di atas, banyak perusahaan yang menggunakan
strategi pemasaran ini, yakni mengembangkan beragam produk dan beragam strategi
pemasaran. Sebagai misal, perusahaan Coca–Cola yang juga memproduksi Fanta,
Sprite, bahkan Lemon Tea. Biaya-biaya tersebut antara lain, berupa biaya riset
dan pengembangan produk baru, biaya modifikasi produk, biaya proses produksi,
biaya penyimpanan, biaya administrasi, biaya promosi, dan biaya-biaya yang
lainnya.
3. Pemasaran Terkonsentrasi
Pemasaran barang dengan memusatkan pada beberapa pembeli
saja (concentrated marketing). Dalam strategi ini, perusahaan hanya
mengkonsentrasikan pemasarannya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja.
Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan yang tidak bisa melayani banyak
kelompok pembeli, sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok
pembeli yang paling menguntungkan, misalnya mobil Marcedes Benz hanya
dipasarkan kepada kelompok orang-orang kaya yang berselera tinggi.
Pemasaran terkonsentrasi menawarkan cara yang baik sekali
bagi perusahaan kecil untuk mendapatkan pijakan dalam menghadapi pesaing yang
jauh lebih besar. Lewat strategi pemasaran ini, perusahaan mencapai posisi
pasar yang kuat dalam segmen yang dilayani karena pengetahuan yang lebih banyak
tentang kebutuhan segmen. Perusahaan banyak juga menikmati banyak penghematan
operasional karena spesialisasi dalam produksi, distribusi, dan promosi. Namun,
pada waktu sama pemasaran terkonsentrasi juga mengandung resiko yang lebih
besar dari normal. Segmen tertentu bisa berubah seketika, atau perusahaan besar
memasuki segmen yang sama. Oleh karena itu, banyak perusahaan memilih memasuki
beberapa segmen pasar.
Penetapan target pasar
Kriteria
Memilih Target Pasar Setelah segmen pasar dievaluasi, langkah selanjutnya yaitu
memilih segmen yang akan dijadikan target atau pasar sasaran. Dalam memilih
pasar sasaran yang optimal, perlu diperhatikan beberapa kriteria berikut: 1.
Responsif Pasar sasaran harus responsif terhadap produk atau program-program
pemasaran yang dikembangkan. Langkah ini harus dimulai dengan studi segmentasi
yang jelas karena tanpa pasar sasaran yang jelas produsen menanggung resiko
yang terlalu besar. 2. Potensi penjualan Potensi penjualan harus cukup luas.
Semakin besar pasar sasaran, semakin besar nilainya. Besarnya bukan hanya
ditentukan oleh jumlah populasi tapi juga daya beli dan keinginan pasar untuk
memiliki produk tersebut. 3. Pertumbuhan yang memadai Pasar tidak dapat dengan
segera bereaksi. Pasar tumbuh perlahan-lahan sampai akhirnya meluncur dengan
cepat dan mencapai titik pendewasaan. 4. Jangkauan media Pasar sasaran dapat
dicapai dengan optimal kalau pemasar tepat memilih media untuk mempromosikan
dan memperkenalkan produknya.
Menurut Bradley yang dikutip dari Setiadi (2003), dalam memilih pasar sasaran mana yang akan diambil ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Sumber daya organisasi Dalam memilih segmen maka perlu diperhatikan sumber daya yang ada karena semakin banyak segmen yang dipilih maka biaya yang dibutuhkan akan semakin banyak. Pemasaran terpusat akan menjadi pilihan organisasi kecil yaitu dengan cara mengarahkan pemasaran pada segmen-segmen yang kecil, unik, dan kurang mendapatkan perhatian pesaing besar yang dinamakan juga sebagai market niche. 2. Tipe produk Ada produk yang disebut highdifferentiated product maka strategi yang digunakan bisa differentiated atau concentrated marketing karena pada produk tersebut mudah diciptakan keunikan yang membedakannya dari produk lain. Ada juga yang low differentiated product, maka strategi yang dipilih yaitu undifferentiated marketing karena pada produk jenis ini sulit diciptakan keunikankeunikan. 3. Tahap dalam daur hidup produk Produk memiliki siklus, yang dimulai dengan tahap perkenalan pasar, pertumbuhan, dewasa, dan menurun. Pada masa perkenalan, dapat diterapkan pemasaran serba sama. Pada masa pertumbuhan produk semakin dapat diterima dan pasar mulai menginginkan variasi produk, maka dapat diterapkan pemasaran serba aneka. Pada masa dewasa persaingan sudah mencapai titik maksimal dan seluruh segmen sudah terisi, maka organisasi mulai mencari segmensegmen yang belum dilayani secara maksimal oleh pesaing sehingga pemasaran dapat diterapkan pemasaran terkonsentrasi. Pada masa penurunan, organisasi perlu membatasi investasi, memperkecil biaya pemasaran serta memusatkan sumber daya pada produk dan segmen yang lebih menguntungkan dan pemasaran terkonsentrasi yang sesuai untuk diterapkan. 4. Strategi pesaing dan strategi bersaing organisasi Untuk memilih strategi mana yang akan diterapkan oleh organisasi, maka perlu memperhatikan juga strategi yang diterapkan oleh pesaing dan strategi bersaing yang dipilih organisasi. Pilihan strateginya bisa berhadapan langsung atau menghindar. Kalau berhadapan langsung, maka organisasi akan memilih segmen yang dimasuki oleh pesaing. Sedangkan kalau menganut strategi menghindar, maka organisasi memasuki segmen yang belum dimasuki oleh pesaing.
Menurut Bradley yang dikutip dari Setiadi (2003), dalam memilih pasar sasaran mana yang akan diambil ada faktor-faktor yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Sumber daya organisasi Dalam memilih segmen maka perlu diperhatikan sumber daya yang ada karena semakin banyak segmen yang dipilih maka biaya yang dibutuhkan akan semakin banyak. Pemasaran terpusat akan menjadi pilihan organisasi kecil yaitu dengan cara mengarahkan pemasaran pada segmen-segmen yang kecil, unik, dan kurang mendapatkan perhatian pesaing besar yang dinamakan juga sebagai market niche. 2. Tipe produk Ada produk yang disebut highdifferentiated product maka strategi yang digunakan bisa differentiated atau concentrated marketing karena pada produk tersebut mudah diciptakan keunikan yang membedakannya dari produk lain. Ada juga yang low differentiated product, maka strategi yang dipilih yaitu undifferentiated marketing karena pada produk jenis ini sulit diciptakan keunikankeunikan. 3. Tahap dalam daur hidup produk Produk memiliki siklus, yang dimulai dengan tahap perkenalan pasar, pertumbuhan, dewasa, dan menurun. Pada masa perkenalan, dapat diterapkan pemasaran serba sama. Pada masa pertumbuhan produk semakin dapat diterima dan pasar mulai menginginkan variasi produk, maka dapat diterapkan pemasaran serba aneka. Pada masa dewasa persaingan sudah mencapai titik maksimal dan seluruh segmen sudah terisi, maka organisasi mulai mencari segmensegmen yang belum dilayani secara maksimal oleh pesaing sehingga pemasaran dapat diterapkan pemasaran terkonsentrasi. Pada masa penurunan, organisasi perlu membatasi investasi, memperkecil biaya pemasaran serta memusatkan sumber daya pada produk dan segmen yang lebih menguntungkan dan pemasaran terkonsentrasi yang sesuai untuk diterapkan. 4. Strategi pesaing dan strategi bersaing organisasi Untuk memilih strategi mana yang akan diterapkan oleh organisasi, maka perlu memperhatikan juga strategi yang diterapkan oleh pesaing dan strategi bersaing yang dipilih organisasi. Pilihan strateginya bisa berhadapan langsung atau menghindar. Kalau berhadapan langsung, maka organisasi akan memilih segmen yang dimasuki oleh pesaing. Sedangkan kalau menganut strategi menghindar, maka organisasi memasuki segmen yang belum dimasuki oleh pesaing.
Positioning
Penetapan
Posisi Pasar (Positioning) Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran
dan citra organisasi sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (diantara
pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Kotler memandang posisi sebagai
suatu latihan kreatif yang dilakukan terhadap produk yang ada. Penetapan posisi
dimulai dengan produk, suatu barang, jasa, organisasi, lembaga, atau bahkan
orang. Tujuan penetapan posisi adalah untuk membedakan persepsi organisasi
berikut produk dan jasanya dari pesaing (Lupiyoadi, 2001). Dikatakan pula bahwa
penetapan posisi banyak mengedepankan unsur komunikasi dan merupakan strategi
komunikasi. Produk barang dikomunikasikan lewat atribut yang dimiliki barang
tersebut dan produk jasa dikomunikasikan seputar karakteristik jasa. Penetapan
posisi produk adalah tempat produk yang berbeda, jelas dan memiliki nilai lebih
secara relatif dibandingkan dengan produk pesaing di benak konsumen (Setiadi, 2003).
Penetapan posisi bukanlah hanya menyangkut apa yang dilakukan terhadap produk
tetapi apa yang kita lakukan terhadap pikiran/benak konsumen seperti yang
diungkapkan oleh Al Ries dan Trout yang dikutip dari Lupiyoadi (2001).
Strategi ini sangat berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk organisasi dalam ingatan mereka, sehingga calon konsumen yang ditargetkan dan segmen yang dipilih memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk tersebut. Organisasi menggunakan berbagai dasar dalam penetapan posisi, meliputi: atribut, harga dan kualitas, pemakaian atau aplikasi, pemakaian produk, kelas produk, dan pesaing. Ada beberapa yang harus diperhatikan berhubungan dengan proses penetapan posisi (Kasali, 1999): 1. Penetapan posisi adalah strategi komunikasi 2. Bersifat dinamis 3. Penetapan posisi berhubungan dengan atribut-atribut produk 4. Atribut produk yang dipilih harus unik 5. Penetapan posisi harus memberi arti dan arti ini harus penting bagi konsumen 6. Penetapan posisi harus diungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan.
Strategi ini sangat berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk organisasi dalam ingatan mereka, sehingga calon konsumen yang ditargetkan dan segmen yang dipilih memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk tersebut. Organisasi menggunakan berbagai dasar dalam penetapan posisi, meliputi: atribut, harga dan kualitas, pemakaian atau aplikasi, pemakaian produk, kelas produk, dan pesaing. Ada beberapa yang harus diperhatikan berhubungan dengan proses penetapan posisi (Kasali, 1999): 1. Penetapan posisi adalah strategi komunikasi 2. Bersifat dinamis 3. Penetapan posisi berhubungan dengan atribut-atribut produk 4. Atribut produk yang dipilih harus unik 5. Penetapan posisi harus memberi arti dan arti ini harus penting bagi konsumen 6. Penetapan posisi harus diungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan.
Repositioning
Repositioning
Menurut Rosenthal (2003) dalam Zahid dan Raja (2014) repositioning ini bukan
mengganti brand di dalam pikiran konsumen, tetapi mengganti image dari brand
tersebut di dalam pikiran konsumen, dan juga memberikan edukasi mengenai nama
baru itu ke dalam pikiran konsumen supaya bisa mensosialisasikannya.
Penelitian-penelitan menyebutkan bahwa konsumen akan langsung bereaksi pada
saat perusahaan melakukan reposition terhadap lini bisnisnya. Goi dan Goi
(2011) juga mengungkapkan bahwa repositioning juga merupakan bagian dari
rebranding. Dimana dengan repositioning perusahaan memposisikan lagi diri
mereka. Koku (1997) dalam Goi dan Goi (2011) juga menjelaskan bahwa ketika
perusahaan mengganti namanya tidak hanya mengubah performa mereka, tapi juga
melakukan perubahan komunikasi terhadap konsumen juga.
Kesimpulan
Segmentasi pasar berperan penting dalam pemasaran produk industri. Dalam segmentasi
pasar industri tidak semua wilayah bisa menerima suatu produk dari industri. Maka
sebab itu segmenasi pasar perlu memperhatikan berbagi hal agar produk mereka
bisa terjual.
Daftar Pustaka
LUNARDI,JUNAIDY. 2016. ANALISIS SEGMENTASI PASAR DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN MOTOR PADA PT. LAUTAN TEDUH
DI LAMPUNG.
Karamoy, Sandy Wulan. 2013. STRATEGI
SEGMENTING, TARGETING DAN POSITIONING PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN
MENGGUNAKAN PRODUK KPR BNI GRIYA. Jurnal
EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 562-571
Mikhrian. 2012. ANALISIS SEGMENTASI PASAR PERAWATAN
KULIT WAJAH NATASHA SKIN CARE YOGYAKARTA. Jurnal
Dakwah, Vol. XIII, No. 1 Tahun 2012
Lukitaningsih,
Ambar. 2013. PERANAN
SEGMENTASI DALAM PERILAKU KONSUMEN GUNA MENCIPTAKAN IKLAN YANG EFEKTIF. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.
13, No. 1, April 2013: 25 – 39
Munandar, Dadang. ANALISIS
PENENTUAN SEGMEN, TARGET, DAN POSISI PASAR HOME CARE DI RUMAH SAKIT AL-ISLAM
BANDUNG. Majalah
Ilmiah UNIKOM Vol.6, No. 2
Marco
Ariano. 2017. PENGARUH
REBRANDING DAN REPOSITIONING TERHADAP BRAND EQUITY SMARTPHONE MICROSOFT LUMIA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol.6 No.2 (2017)
No comments:
Post a Comment