Arti khusus harga
Istilah
harga tidaklah asing lagi bagi semua orang, namun kemajuan akan ekonomi membuat
harga mempunyai istilah lain seperti dalam layanan jasa bank, harga disebut
juga dengan bunga dan dalam bisnis akuntansi, periklanan, dan konsultan disebut
fee. Harga tercipta biasanya dari adanya tawar – menawar antara para penjual
dengan pembeli, setelah tercipta kesepakatan harga. (Amanah,2010)
Harga
merupakan satu – satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan sedangkan unsur yang lainnya, hanya merupakan unsur biaya saja.
Harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan market share yang
dapat dicapai oleh perusahaan. Menurut Swastha dan Sukotjo yang dikutip Amanah
(2010) “Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya”.
Menurut
Tjiptono (2017), secara sederhana istilah harga dapat diartikan sebagai jumlah
uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung
utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa.
Utilitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan kebutuhan dan
keinginan tertentu.
Harga
merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari
penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Dari berbagai pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mendapatkan produk atau jasa.
Factor
yang mempengaruhi keputusan tentang harga
A. Faktor-faktor Intern
- Sasaran Pemasaran
- Strategi Marketing-Mix
- Biaya
- Pertimbangan
Organisasi
B. Faktor-faktor Ekstern
- Pasar dan
Permintaan
- Biaya,
Harga dan Tawaran Pesaing
- Faktor-faktor
Eksternal Lainnya
Proses
penetapan harga
Tahapan proses penetapan harga tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut
- Analisis
hubungan konsumen – produk. Tahap
pertama yang sangat penting dalam proses tersebut adalah melakukan
analisis hubungan konsumen – produk. Perusahaan harus mengeti apa produk
yang diinginkan konsumen dan apa kegunaan produk tersebut bagi konsume
- Analisis
situasi lingkungan. Perusahaan
harus mempertimbangkan situasi lingkungan di sekitarnya seperti; tren
ekonomi, pandangan politik, perubahan sosial, dan hambatan hukum. Elemen –
elemen tersebut sudah harus dipertimbangkan segera mungkin di awal proses
perumusan bagian – bagian dari strategi pemasaran dan harus dipantau
secara terus – menerus
- Tentukan peran harga dalam strategi pemasaran. Dalam situasi tertentu, harga tidak dapat memainkan
peran pemosisian yang penting selain hanya sebagai alat persaingan harga
semata. Jika konsumen menikmati kenyamanan berbelanja yang lebih besar
atau jika suatu produk memiliki keunggulan pembeda yang jelas walaupun
harga mungkin ditetapkan sama di atas harga pesaing namun tidak menjadi
sesuatu penting dalam strategi promosisian.
- Perkirakan biaya produksi dan pemasaran yang
relevan. Biaya untuk memproduksi dan
memasarkan suatu produk dengan efektif dapat menjadi suatu tolok ukur yang
sangat berguna dalam membuat keputusan harga
- Tentukan tujuan penetapan harga. Tujuan penetapan harga harus diturunkan dari tujuan
pemasaran keseluruhan, yang aman, pada akhirnya, akan diturunkan dari
tujuan perusahaan. Pada dasarnya, tujuan yang paling umum digunakan adalah
berupa pengembalian investasi pada tingkat penetrasi tertentu.
- Kembangkan strategi harga dan tetapkan harga Tugas penetapan harga saat ini adalah untuk menentukan
suatu strategi penetapan harga dan harga tertentu yang :
(a) Cukup berada di atas biaya untuk
dapat menciptakan tingkat laba yang diinginkan dan mencapai tujuan yang
ditetapkan.
(b) Merupakan harga yang bersaing
dalam artian kekonsistenannya dengan keseluruhan strategi pemasaran dan
pemosisian.
(c) Didesain untuk menciptakan
permintaan konsumen yang didasarkan pada tawar – menawar antar biaya konsumen
serta nilai.
Dari
tahapan – tahapan di atas, perusahaan dapat menetapkan harga suatu produk.
Dengan melalui semua proses tahapan tersebut harga dapat disesuaikan dengan
keadaan perusahaan dan konsumen.
Metode
penetapan harga
Metode
penetapan harga secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori
utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasisi biaya,
berbasis laba, dan berbasis persaingan. Menurut Kotler dan Keller (2012) yang
menjelaskan metode penetapan harga sebagai berikut:
1. Metode Penetapan Harga Berbasis
Permintaan
Adalah suatu metode yang menekankan
pada faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan referansi pelanggan daripada
faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri
didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya yaitu:
- Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli)
- Kemauan pelanggan untuk membeli.
- Suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni
menyangkut apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya
produk yang digunakan sehari-hari.
- Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada
pelanggan.
- Harga produk-produk substitusi.
- Pasar potensial bagi produk tersebut.
- Perilaku konsumen secara umum.
2. Metode Penetapan Harga Berbasis
Biaya
Dalam metode ini faktor penentu
harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya bukan aspek permintaan.
Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan
jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead,
dan laba.\
3. Metode Penetapan Harga Berbasis
Laba
Metode ini berusaha menyeimbangkan
pendapatan dan biaya dalam mpenetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas
dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase
terhadap penjualan atau investasi. Metode penetapan harga berbasis laba ini
terdiri dari target harga keuntungan, target pendapatan pada harga penjualan,
dan target laba atas harga investasi.
4. Metode Penetapan Harga Berbasis
Persaingan
Selain berdasarkan pada pertimbangan
biaya, permintaan, atau laba, harga juga dapat ditetapk an atas dasar
persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis
persaingan terdiri dari. Harga di atas atau di bawah harga pasar; harga
penglaris, dan harga penawaran tertutup.
Strategi
harga
Menurut Peter
dan Olson dalam Hestanto yang dikutip Amanah (2010) strategi penetapan harga
menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dalam tiga situasi berikuit ini :
- Ketika harga suatu produk baru sedang ditetapkan.
- Ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan jangka panjang bagi suatu produk yang telah mapan.
- Ketika sedang mempertimbangkan melakukan perubahan harga jangkan pendek.
Berbagai model
banyak ditawarkan untuk memandu pemasar dalam mendesain strategi penetapan
harga. Sebagian besar model berisikan rekomendasi yang sangat mirip dan
kalaupun berbeda biasanya dalam hal seberapa rinci asumsi yang dibangun, berapa
banyak harapan proses penetapan harga dipilih, dan dalam urutan yang mana tugas
penetapan harga yang direkomendasikan untuk mencapai tujuan.
Kebijakan
mengenai harga sifat hanya sementara, berarti produsen harus mengikuti
perkembangan harga dipasar dan harus mengetahui posisi perusahaan dalam situasi
pasar secara keseluruhan.
Sebagai
salah satu elemen bauran pemasaran, harga membutuhkan pertimbangan cermat,
sehubungan dengan sejumlah dimensi strategi harga:
- Harga merupakan penyataan nilai dari suatu produk (a statment
of value). Nilai adalah rasio atau perbandingan antara persepsi terhadap
manfaat (perceived benefits) dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan produk.
- Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi
para pembeli. Tidak jarang harga dijadikan semacam, indikator kualitas
jasa.
- Harga adalah determinan untuk permintaan. Berdasarkan
hukum permintaan (the law of demand), besar kecilnya harga mempengaruhi
kualitas produk yang dibeli oleh konsumen. Semakin mahal harga, semakin
sedikit jumlah permitaan atas produk yang bersangkutan dan sebaliknya.
- Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba.
Harga adalah suatu unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan bagi
perusahaan, yang pada gilirannya berpengaruh pada besar kecilnya laba dan
pangsa pasar yang diperoleh.
- Harga bersifat fleksibel, artinya bisa disesuaikan
dengan cepat. Dari empat unsur bauran pemasaran tradisional, harga adalah
elemen yang paling mudah diubah dan diadaptasikan dengan dinamika pasar
- Harga mempengaruhi citra dan positioning.
Dalam pemasaran jasa persetius yang mengutamakan citra kualitas dan
ekslusivitas, harga menjadi unsur penting. Harga yang mahal dipersepsikan
mencerminkan kualitas yang tinggi dan sebaliknya.
- Harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi para
manajer. Sebaliknya ini ditunjuk oleh empat level konflik potensial
menyangkut aspek harga :
- Konflik internal perusahaan
- Konflik dalam saluran distribusi
- Konflik dengan pesaing
- Konflik dengan lembaga pemerintahan dan kebijakan publik
Sensitivitas
harga
Bagi
konsumen harga berarti pengeluaran yang harus dikeluarkan konsumen untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Pada elemen harga ini setiap konsumen
akan melihat harga yang ditawarkan produsen dari sudut pandang yang berbeda.
Setiap harga yang ditawarkan produsen akan menghasilkan pengaruh yang berbeda
dari setiap konsumen, perbedaan pengaruh terjadi karena adanya sensitivitas
harga yang dirasakan oleh masing-masing konsumen serta besar kecilnya pengaruh
sensitivitas harga ini akan berbeda pula diantara satu dengan yang lainnya.
Pada umumnya sensitivitas harga sebagian besar dirasakan pada kalangan
masyarakat menengah kebawah, konsumen menengah kebawah sangat peka akan harga
dan alternatif produk. Para konsumen ini biasanya membeli produk pada saat
produk tersebut ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Namun lain halnya
bagi masyarakat menengah keatas yang mempunyai persepsi sendiri tentang harga,
dimana mereka menilai harga yang mahal mengidentifikasikan kualitas dari produk
tersebut.
Menurut Venkatesh
Shanker, Arvind Rangaswamy, dan Michael Pusateri dalam jurnal “
consumer price sensitivity and the online medium .“
“ price sensitivity are the relative
importance of price in influencing purchase decisions and inclination to
undertake a price search to find better prices.”
Terdapat dua bagian utama dari
sensitivitas harga yaitu :
- Price Importance – the relative importance of price in influencing purchase decisions, dimana konsumen akan melakukan penilaian akan manfaat ekonomi ( economic benefit ) dari harga yang bersangkutan
- Price Search – consumer’s inclination to undertake a price search to find better prices, konsumen akan berusaha untuk mencari alternatif harga terbaik bagi mereka dengan mempertimbangkan penilaian akan biaya untuk mencari price dan non-price information.
Indikator Price
Important dan Price Search memiliki faktor penentu
sensitivitas harga yang sama. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya sensitivitas harga terdiri dari :
1. Informasi kualitas, harga yang diterima. Faktor informasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses keputusan pembelian konsumen. Pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh seberapa banyak dan dalam informasi yang didapat konsumen mengenai harga dan kualitas yang ditawarkan berbagai produk sejenis yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Konsumen yang memiliki informasi harga dan kualitas yang lebih banyak akan menurunkan sensitivitas harga seorang konsumen , namun sebaliknya apabila konsumen yang tidak memiliki banyak informasi mengenai harga dan kualitas produk yang akan mereka konsumsi maka hal tersebut dapat meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen.
1. Informasi kualitas, harga yang diterima. Faktor informasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses keputusan pembelian konsumen. Pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh seberapa banyak dan dalam informasi yang didapat konsumen mengenai harga dan kualitas yang ditawarkan berbagai produk sejenis yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Konsumen yang memiliki informasi harga dan kualitas yang lebih banyak akan menurunkan sensitivitas harga seorang konsumen , namun sebaliknya apabila konsumen yang tidak memiliki banyak informasi mengenai harga dan kualitas produk yang akan mereka konsumsi maka hal tersebut dapat meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen.
2.
Interaksi konsumen dengan informasi. Pada
indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh seberapa tinggi keterlibatan
konsumen mengenai atribut, citra, merek dan manfaat dari produk yang akan
dikonsumsinya. Konsumen yang memiliki pengetahuan akan manfaat yang diterima
dari produk lebih banyak dapat menurunkan sensitivitas harga
seorang konsumen , namun sebaliknya apabila konsumen yang tidak memiliki banyak
pengetahuan akan manfaat dari produk yang akan mereka konsumsi maka hal
tersebut dapat meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen.
3. Loyalitas merek. Pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh tingkat kesetiaan konsumen dalam menggunakan satu jenis produk merek tertentu. Konsumen yang terbiasa setia menggunakan merek tertentu akan memiliki tingkat sensitivitas harga yang rendah, hal ini diakibatkan konsumen sudah merasa puas akan manfaat yang dihasilkan oleh produk yang bersangkutan sehingga akan merasa memiliki hubungan yang erat dengan merek tersebut. Konsumen yang memiliki kesetiaan tinggi tidak berani untuk menggunakan merek lain karena faktor resiko yang akan mereka dapatkan. Apakah merek baru yang akan dikonsumsi akan memuaskan kebutuhannya, apakah manfaat yang akan diterima akan sama atau lebih baik dari merek yang sudah sering dikonsumsi. Apabila seorang konsumen tidak memiliki kesetiaan merek yang tinggi maka hal tersebut dapat meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen.
4. Frekuensi pembelian. Pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh tingkat frekuensi pembelian yang dilakukan seorang konsumen terhadap suatu jenis produk. Semakin banyak seorang konsumen mengkonsumsi suatu produk maka informasi mengenai harga akan semakin banyak karena konsumen yang sering melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu produk akan menambah informasi mengenai penawaran harga yang terjadi di pasaran, sehingga yang nantinya akan meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen dan begitu pula sebaliknya.
5. Peran media perantara. Peran media perantara dalam kaitannya dengan sensitivitas harga adalah peran yang diberikan media perantara baik melalui berbagai informasi yang di informasikan maupun menawarkan suatu paket produk yang menawarkan keuntungan tersendiri sehingga akan mempengaruhi kepekaan konsumen terhadap harga. Salah satu indikator media perantara adalah perbandingan harga melalui media perantara dimana pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh usaha konsumen membandingkan harga produk yang satu dengan lainnya menggunakan media yang menyediakan informasi harga. Semakin banyak informasi yang didapat konsumen mengenai harga suatu produk, maka hal tersebut akan menambah pengetahuan konsumen yang bersangkutan yang berujung pada tingginya sensitivitas harga yang akan dirasakan.
3. Loyalitas merek. Pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh tingkat kesetiaan konsumen dalam menggunakan satu jenis produk merek tertentu. Konsumen yang terbiasa setia menggunakan merek tertentu akan memiliki tingkat sensitivitas harga yang rendah, hal ini diakibatkan konsumen sudah merasa puas akan manfaat yang dihasilkan oleh produk yang bersangkutan sehingga akan merasa memiliki hubungan yang erat dengan merek tersebut. Konsumen yang memiliki kesetiaan tinggi tidak berani untuk menggunakan merek lain karena faktor resiko yang akan mereka dapatkan. Apakah merek baru yang akan dikonsumsi akan memuaskan kebutuhannya, apakah manfaat yang akan diterima akan sama atau lebih baik dari merek yang sudah sering dikonsumsi. Apabila seorang konsumen tidak memiliki kesetiaan merek yang tinggi maka hal tersebut dapat meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen.
4. Frekuensi pembelian. Pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh tingkat frekuensi pembelian yang dilakukan seorang konsumen terhadap suatu jenis produk. Semakin banyak seorang konsumen mengkonsumsi suatu produk maka informasi mengenai harga akan semakin banyak karena konsumen yang sering melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu produk akan menambah informasi mengenai penawaran harga yang terjadi di pasaran, sehingga yang nantinya akan meningkatkan sensitivitas harga seorang konsumen dan begitu pula sebaliknya.
5. Peran media perantara. Peran media perantara dalam kaitannya dengan sensitivitas harga adalah peran yang diberikan media perantara baik melalui berbagai informasi yang di informasikan maupun menawarkan suatu paket produk yang menawarkan keuntungan tersendiri sehingga akan mempengaruhi kepekaan konsumen terhadap harga. Salah satu indikator media perantara adalah perbandingan harga melalui media perantara dimana pada indikator ini sensitivitas harga ditentukan oleh usaha konsumen membandingkan harga produk yang satu dengan lainnya menggunakan media yang menyediakan informasi harga. Semakin banyak informasi yang didapat konsumen mengenai harga suatu produk, maka hal tersebut akan menambah pengetahuan konsumen yang bersangkutan yang berujung pada tingginya sensitivitas harga yang akan dirasakan.
Menurut Peter
van Westendrop dalam situs internet “ Price Sensitivity ”.
“ Price sensitivity are
customer price perceptions, expectations and willingness to pay for product or
service “.
Artinya, sensitivitas harga adalah
persepsi, harapan dan kemauan konsumen akan harga yang harus dibayarkan untuk
produk atau jasa.
Menurut Simalto,
Elke, dan Seretis dalam situs internet “Price Sensitivity” at WWW.
Marketing Science.Yahoo.com
“Price sensitivity are the desired
balance between product attributes and the price they are willing to
pay”.
Artinya, sensitivitas harga adalah
keinginan seimbang antara atribut produk dan harga yang akan dibayar oleh
konsumen.
Dengan
adanya sensitivitas harga, maka konsumen akan membeli produk dengan
membandingkan antara nilai dan manfaat yang akan diterima dengan mencari
alternatif harga terbaik yang akan memaksimalkan nilai yang akan diterimanya.
Semakin besar perkiraan manfaat informasi produk yang akan diterima, maka
kondisi tersebut akan meningkatkan sensitivitas harga atau kepekaan konsumen
terhadap harga dan semakin besar biaya untuk mencari informasi atribut &
non atribut produk, maka kondisi tersebut akan menurunkan sensitivitas harga
atau kepekaan konsumen terhadap harga.
Kesimpulan
Strategi harga dan kebijakan dalam pasar industri mengetahui arti khususnya merupakan hal yang penting. Harga mempunyai proses penetapannya dimlai dari analisis hubungan konsumen dengan prodk hingga mengembangkan strategi harga penetapan harga. Sensitivitas harga juga merupakan faktor penting dalam strategi harga. Sehingga dapat membandingkan tingkat harga untuk barang tertentu.
Strategi harga dan kebijakan dalam pasar industri mengetahui arti khususnya merupakan hal yang penting. Harga mempunyai proses penetapannya dimlai dari analisis hubungan konsumen dengan prodk hingga mengembangkan strategi harga penetapan harga. Sensitivitas harga juga merupakan faktor penting dalam strategi harga. Sehingga dapat membandingkan tingkat harga untuk barang tertentu.
Amanah, Dita. 2010. Pengaruh Harga Dan Kualitas
Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Majestyk Bakey & Cake Shop Cabang
H.M Yamin Medan. Jurnal Keuangan & Bisnis, Volume 2.
Tjiptono, Fandi. 2017. Strategi Pemasaran. Edisi 4.
Penerbit Andi. Yogyakarta
No comments:
Post a Comment